Bagaimana Indonesia, pengekspor batubara termal utama dunia, mengalami krisis pasokan
JAKARTA: Indonesia, pengekspor batubara termal terbesar di dunia, mengirimkan gelombang kejutan melalui pasar energi global minggu ini dengan menangguhkan ekspor bahan bakar pada Januari karena pasokan batubara yang sangat rendah di pembangkit listrik domestik.
MENGAPA OTORITAS INDONESIA MEMUTUSKAN UNTUK BERTINDAK?
Batubara membentuk sekitar 60 persen dari bauran energi Indonesia dan kementerian energinya mengatakan pada awal tahun 2022 hanya 35.000 ton batubara yang telah dikirim ke perusahaan listrik negara PLN. PLN telah mengamankan 13,9 juta ton pada Rabu (5 Januari), tetapi membutuhkan enam juta ton lagi untuk memastikan tingkat stok 20 juta ton selama 20 hari.
PLN pada November memperkirakan akan membutuhkan 119 juta ton untuk semua tahun 2022.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengatakan pihaknya mendorong PLN untuk memperbaiki manajemen pasokan dan meningkatkan kontrak pengadaan jangka panjang.
Sebagai perbaikan jangka pendek, Asosiasi Penambang Batubara Indonesia mengatakan sepuluh anggota terbesarnya akan memberikan pasokan tambahan ke PLN.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan, setelah bertemu dengan para penambang batu bara dan otoritas lainnya pada hari Kamis, mengatakan kepada media lokal bahwa keadaan darurat telah berakhir dan kementeriannya akan meninjau 'formula' baru untuk kewajiban pasar domestik (DMO) dan datang ke keputusan pada pertemuan pada hari Jumat.
SISTEM DMO INDONESIA
Indonesia mewajibkan penambang batu bara untuk menjual 25 persen produksi mereka secara lokal dengan harga maksimum US$70 per ton untuk pembangkit listrik.
Sementara itu, harga ekspor patokan yang ditetapkan pemerintah telah melonjak sejak awal 2021, mencapai puncaknya pada US$215 per ton pada November, karena krisis energi global.
Menurut risalah rapat penambang dan kementerian perdagangan pekan ini, 418 penambang tidak menjual satu pun batu bara mereka ke pembangkit lokal tahun lalu.
Pada bulan Agustus, kementerian energi menangguhkan izin ekspor lusinan penambang yang berada di belakang pertemuan DMO (Domestic Market Obligation atau pemenuhan kebutuhan domestik - Red).
Bahana Securities Research mengatakan dalam sebuah catatan bahwa selama masih ada kesenjangan yang lebar antara DMO dan harga pasar global 'tarik-menarik antara pemerintah dan penambang kecil ini masih bisa berlanjut'.
KEMANA BIASANYA BATUBARA INDONESIA?
China, India, Jepang, dan Korea Selatan biasanya merupakan pembeli utama batubara Indonesia, dan bersama-sama menyumbang 73 persen dari ekspornya pada tahun 2021, data pelacakan kapal dari Kpler menunjukkan.
Negara-negara tetangga di Asia Tenggara seperti Filipina dan Vietnam juga merupakan pasar yang berkembang.
Pendapatan ekspor Indonesia dari batu bara sekitar US$3 miliar per bulan, dan merupakan salah satu pendorong utama di balik rekor ekspor negara itu tahun lalu.
PENGECUALIAN YANG DIMINTA
Jepang, yang mengimpor 2 juta ton batubara Indonesia per bulan, menulis surat kepada menteri energi Indonesia meminta larangan ekspor batubara kalori tinggi dicabut, mencatat bahwa pembangkit listrik Indonesia menggunakan batubara dengan nilai kalori rendah.
Jepang juga meminta pihak berwenang mengizinkan lima kapal bermuatan untuk berangkat ke Jepang.
Adaro Minerals Indonesia, salah satu unit dari Adaro Energy, mengatakan telah meminta izin untuk mengekspor batubara metalurgi, yang digunakan untuk membuat baja daripada menghasilkan listrik.
Penambang batu bara terbesar di Indonesia Bumi Resources berharap pemerintah segera mencabut larangan ekspor yang dikenakan kepada perusahaan yang telah memenuhi persyaratan DMO mereka.
Sumber: Reuters/ic